The Darjeeling Limited? Royal
Tanenbaums? Life aquatic of steve zizzou? Atau moonrise kingdom?
Apakah kawan2 pernah menonton film2 tadi? Oh coba sy tanya lagi, the grand budapest hotel? Apakah kalian
pernah menontonnya? Iyap, film – film yang saya sebut kesemuanya adalah karya
wes anderson. Saya yakin, film yg saya sebutkan di akhir terkesan sangat
familiar bagi kalian, karena film tersebut mendapat berbagai nominasi oscar dan
memenangkan 4 diantaranya. Sudah lama saya ingin membahas tentang sutradara
satu ini, for me, he is the master of
visual story telling, penyampaian ceritanya dengan visualisasi yang
diciptakan begitu klop dan pas. Saya yakin, ketika orang2 baru pertama kali
melihat karya Wes anderson, banyak yang terdecak kagum, karena wes anderson
memiliki sense of art tersendiri, ini
didukung dengan fakta bahwa ia terlibat langsung mulai dari penyutradaraan,
screenplay, sinematografi serta penulisan ceritanya pun merupakan imajinasinya.
Wes
anderson itu bagi saya memiliki sebuah ciri khas, seperti misalnya gaya european classic pada sinematografinya,
serta teknik pengambilan gambar. Jauh
sebelum the grand budapest hotel,
saya pertamakali menonton life aquatic of
steve zizzou.saya masih ingat sekitar tahun 2008-an, saya tinggal di jalan
gatot subroto denpasar, di dekat rumah ada Rental Vcd yakni Zee-Nemax(orang
bali pasti tau). ya,
disitulah saya rajin me rental film2 dengan adik saya, dinda, setiap jumat –
minggu. Waktu itu saya iseng saja meminjam film itu, dan ketika sampai di
rumah, saya menontonnya langsung bersama adik saya, apa yang terjadi? Ya adik
saya berkata “ film apaan ini? Ganti aja, ini nih film baru” sembari ia
menunjukkan VCD film berjudul the Mist ternyata membuat adik saya masih mengingat
Endingnya yang mencengangkan itu. Dan setelah saya akhirnya berangkat studi ke
kota yang saya tinggali sekarang ini, barulah saya bertemu kembali dengan karya
wes anderson lagi. Suatu ketika saya iseng mencari referensi film lewat IMDB
dan beberapa artikel di internet. Sampai salah satu web menggiring saya untuk
mencoba menonton film The royal tanenbaum(2001)
arahan Wes Anderson. Kemudian, sayapun mengcopy hampir seluruh karya dari wes
anderson itu dan menontonnya dalam waktu 2 minggu. Hasilnya, mata saya dimanja
dengan alur cerita yang tidak seperti genre2 yang sesuai dengan filmnya,
semisal komedi, drama, dan pertama kalinya saya tahu teknik stop motion film
itu dari karya anderson yg berjudul Fantastic
mr. Fox(2009). Ada Beberapa hal yang bisa saya jelaskan, kenapa saya
mencintai karyanya.
1. Musik dan Soundtrack
Bagi Saya, wes anderson memiliki “good taste of
music” beberapa kali saya dipaksa
olehnya untuk menyukai soundtrack yang ada di film2nya. Semisal Velvet
Underground Ft Nico – These Days di film A Royal Tenenbaums, atau The Kinks – This Time Tomorrow di film
darjeeling Limited. Saya meyakini, bahwa film yang baik, didukung oleh musik
latar yang baik juga dan wes anderson selalu mahir menempatkan musik sesuai
dengan scene - scene yang ada di filmnya. Seperti kebanyakan sutradara,
anderson juga memiliki pasangan dalam menggarap soundtrack. Mark mothersbaugh
serta Alexander Desplat adalah composer yang selalu membantu di film2 anderson dengan genre classic dan sentuhan Waltz nya. Hal
seperti ini sudah wajib ada di beberapa sutradara ternama, semisal , steven
spielberg dengan John Williams, Christopher nolan dengan “The Amazing” Hans
Zimmer, atau Joko Anwar dengan Sore Band.
2.
Teknik Pengambilan gambar secara simetris(simmetry framing)
Gambar
diatas menunjukkan teknik pengambilan gambar dari wes anderson itu selalu
simetris, setting kamera yang berada di tengah dan latar objek di belakang yang
ikut simetris juga. Terkadang, karakter2 yang ada dalam satu frame kamera,
selalu terjejer dalam posisi yang rapi, berbaris seperti membentuk bayangan
garis yang sejajar.disinilah letak keunikannya, jarang sekali ada film yang
menggunakan teknik ini. Angle kamera yang tegak dan lurus ini menjadi ciri khas
dari wes anderson. Biasanya ia tambahkan dengan teknik2 klasik seperti dolly
zoom atau pattern lingkar yang menyorot salah satu karakter dalam film
tersebut.
3.
Cerita Berlatar Keluarga
Dalam
film – filmnya, wes selalu memiliki latar belakang yang sama, tentang sebuah
keluarga, atau menyangkut sebuah keluarga. Namun,
fokusnya adalah konflik keluarga, atau ketidak utuhan keluarga,
misalkan seperti capt steve zissou yang baru pertama kali bertemu anaknya
setelah puluhan tahun, atau hancurnya keluarga tenenbaums akibat
ketidakpedulian sang kepala keluarga Royal Tenenbaums terhadap anak- anaknya,
dan tidak ada yang mengetahui keberadaan keluarga Monsieur Gustave, apakah
Mendl’s adalah orangtua Agatha? Atau terbunuhnya semua keluarga dari Zero
Mustafa. Namun dijamin, ketidakutuhan
keluarga inilah selalu menjadi ide dasar serta benang merah bagi
penggarapan naskah cerita oleh wes anderson, endingnya selalu berakhir dari
sebuah “tidak utuh” menjadi “utuh”. Cerita nya seperti memperbaiki sebuah gelas
pecah, menjadi gelas kembali. Sesimple itu perumpamaannya.
4. Perpaduan warna - warna yang tidak monoton
Inilah
salah satu faktor yang membuat mata saya selalu seperti dicuci oleh wes
anderson, perpaduan pallete warna yang cerah, memberikan kesan enak dipandang
serta memberikan kesan warna yang tidak monoton tetapi justru memberikan kesan full colour
dalam filmnya.misalkan seperti gambar2 ini,
saya
mendapatkannya di web ini: http://wesandersonpalettes.tumblr.com/
Sangat memanjakan mata bukan?Seriously, perpaduan warna yang digunakan, menunjukkan kejeniusan dari photography film - film wes anderson dalam rangka memuaskan para penikmat karyanya.
Sangat memanjakan mata bukan?Seriously, perpaduan warna yang digunakan, menunjukkan kejeniusan dari photography film - film wes anderson dalam rangka memuaskan para penikmat karyanya.
5.Set
Design,fashion, accessories
Someday i think wes anderson
is not a filmmaker, he’s an architect. He built his own universe, dengan memadukan beberapa unsur budaya , set design yang
dia ciptakan selalu menarik, dan membuat bertanya2, ini di negara mana sih?
Atau ini budaya orang mana sih? elemen wajib yang mengisi set
dan sesuai dengan karakter
'dunia-dari lukisan
untuk buku, fotografi, musik, barang-barang pribadi, wallpaper, dll
set design dalam filmografi Anderson adalah seni yang dipertimbangkan dengan cermat, Di satu sisi, Anderson membuat segala sesuatu yang mengelilingi karakter merupakan gambaran dari karakter itu, mendefinisikan kepribadian dan konflik yang ada serta menciptakan pemandangan sinematik yang unik.
Dari Segi Fashion, tidak diragukan lagi, pakaian yang
dikenakan para cast di film ini memang terlihat sangat aneh, terkadang
mencampurkan beberapa kebudayaan tertentu. Namun keanehan ini tentunya
membentuk sebuah persepsi yang menjadi keunikan
tersendiri. Anderson
juga telah mempertahankan pengaruh retro dari segi
fashionnya, termasuk baju olahraga Adidas
dari tahun 1970-an,jaket , mantel bulu, tas, pakaian bisnis, dan lainnya.Anderson tahu bagaimana bekerja
dengan item ini dan bagaimana mengintegrasikan mereka ke dalam film-filmnya
karena, pertama, ia memiliki gaya sendiri; dan kedua, dia tahu bagaimana
bekerja palet warna.
dan
begitulah beberapa alasan mengapa saya mencintai karya wes anderson. beberapa
kritikus film dan penikmat film di luar negeri sana, sangat mengagumi karya2
wes anderson. alasan saya menulis artikel ini adalah memberikan sedikit informasi
maupun masukkan bagi pembaca yang ingin mencari hiburan atau rekomendasi film
apa yang akan ditonton. dan tentunya dari sudut pandang saya adalah melihat
sebuah film dari konteks sutradara. saya memberikan rekomendasi kepada pembaca
untuk sesegera menonton film karya wes anderson. Selamat beristirahat .. :)
klik
here : http://www.imdb.com/name/nm0027572/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar